Sunan Geseng, atau sering pula disebut Eyang Cakrajaya, adalah murid Sunan Kalijaga. Ia adalah keturunan Imam Jafar ash-Shadiq, dengan nasab: Sunan Geseng
bin Husain bin al-Wahdi bin Hasan bin Askar bin Muhammad bin Husein bin
Askib bin Mohammad Wahid bin Hasan bin Asir bin 'Al bin Ahmad bin
Mosrir bin Jazar bin Musa bin Hajr bin Ja'far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin al-Madani bin al-Husain bin al-Imam Ali k.w. [1]
Menurut hikayat, pada suatu saat ia mengikuti anjuran Sunan Kalijaga untuk mengasingkan diri di suatu hutan untuk konsentrasi beribadah kepada Allah.
Di tengah lelakunya itu, hutan tersebut terbakar, tapi beliau tidak mau
menghentikan tapanya, sesuai pesan sang guru untuk jangan memutus
ibadah, apapun yang terjadi, sampai sang guru
datang menjenguknya. Demikianlah, ketika kebakaran berhenti dan Sunan
Kalijaga datang menjenguknya, dia dapati Cakrajaya telah menghitam
hangus, meskipun tetap sehat wal afiat. Maka digelarilah beliau dengan
Sunan Geseng.
Makam Sunan Geseng terletak di Dusun Jolosutro, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Letaknya kira-kira 2 km di sebelah kanan Jalan Yogyakarta-Wonosari Km.
14 (kalau datang dari Yogyakarta). Setiap tahun ada perayaan dari warga
setempat untuk menghormati Sunan Geseng. Selain di dekat Pantai
Parangtritis, Jogjakarta, makam Sunan Geseng juga dipercaya terdapat di
sebuah desa yang bernama Desa Tirto, di kaki Gunung Andong-dekat Gungung
Telomoyo-secara administratif di bawah Kecamaan Grabag, Kabupaten
Magelang Jawa Tengah.
Masyarakat sekitar makam khususnya, dan Grabag pada umumnya, sangat
mempercayai bahwa makam yang ada di puncak bukit dengan bangunan cungkup
dan makam di dalamnya adalah sarean (makam) Sunan Geseng.[rujukan?]
Pada Bulan Ramadhan, pada hari ke-20 malam masyarakat banyak yang
berkumpul di sekitar makam untuk bermunajat. Selain itu, di Desa
Kleteran (terletak di bawah Desa Tirto) juga terdapat sebuah Pondo
Pesantren yang dinamai Ponpes Sunan Geseng.[rujukan?]
teguh imam community black jamping
Minggu, 25 November 2012
Manusia Kera dari Afrika Selatan
a. Australopithecus Africanus

Manusia Purba Australopithecus africanus
ditemukan di desa Taung di sekitar Bechunaland ditemukan oleh Raymond
Dart tahun 1924. Bagian tubuh yang ditemukan hanya fosil tengkorak
kepala saja.
Gambar diperoleh dari : http://www.reefnet.gov.sy/Books/history_book/chapter1/humans.htm
b. Paranthropus Robustus dan Paranthropus Transvaalensis

Dua
penemuan tersebut ditemukan di daerah Amerika Selatan dengan ciri isi
volume otak sekitar 600 cm kubik, hidup di lingkungan terbuka, serta
memiliki tinggi badan kurang lebih 1,5 meter. Kedua fosil menusia kera
tersebut disebut australopithecus.
Gambar Paranthropus Robustus diperoleh dari http://piclib.nhm.ac.uk/piclib/www/image.php?img=47017

Gambar Manusia purba Paranthropus Transvaalensis diperoleh dari http://www.indonesiaindonesia.com/f/46755-sejarah-penemuan-fosil-manusia-purba/
Manusia Purba / Homo Erectus
a. Sinanthropus Pekinensis
Sinanthropus pekinensis adalah manusia purba
yang fosilnya ditemukan di gua naga daerah Peking negara Cina oleh
Davidson Black dan Franz Weidenreich. Sinanthropus pekinensis dianggap
bagian dari kelompok pithecanthropus karena memiliki ciri tubuh atau
badan yang mirip serta hidup di era zaman yang bersamaan. Sinanthropus
pekinensis memiliki volume isi otak sekitar kurang lebih 900 sampai 1200
cm kubik.
Gambar manusia purba Sinanthropus Pekinensis diperoleh dari http://www.dinocasts.com/prod_productDetails.asp?ProductId=456
Langganan:
Postingan (Atom)